Radar Sriwijaya (OKI) – Warga Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) resah, terutama warga yang memiliki Rumah Burung Walet (RBW). Keresahan itu karena sudah beberapa kali RBW menjadi incaran para maling. Terhitung sejak setahun ini sudah 5 kali kebobolan dan pelakunya sampai sekarang belum tertangkap.
RBW yang yang sering menjadi langganan maling adalah milik Tariyo, warga Jalur 25 blok C. Anehnya malingnya memahami kondisi RBW yang isinya cukup banyak. Hal itu karena RBW belum dilakukan panen. Diperkirakan sekali panen mencapai 8 kg sampai 10 kg atau kisaran harganya Rp 100 juta lebih. Hal ini terjadi tidak hanya sekali, tapi berkali- kali.
Menurut Tariyo, pihaknya sudah memasang kamera cctv, tapi tidak bisa difungsikan kontrolnya melalui akses internet handphone maupun monitor jarak jauh.
“Saya sudah memasang kamera cctv, tapi memang gak bisa untuk kontrol jarak jauh. Mungkin nanti saya fungsikan secara maksimal,” kata Tariyo, rabu (19/9).
Hal yang sama RBW milik Sentot, warga Jalur 25 blok B, juga diobok-obok maling. Ditempat Sentot ini, dua pelaku maling sempat tertangkap kamera secara lengkap dan durasinya cukup lama. Pelaku keluar masuk ruang dapur, ruang elektronik dan sempat minum di dapur. Bahkan berkali-kali maling menatap kamera cctv tanpa rasa takut wajahnya terekam. Dua pelaku hilir mudik mencari barang- barang berharga, sedangkan kawanan lainnya jaga-jaga diluar dapur.
Sedangkan RBW milik Rajikan, mantan Kepala Desa (Kades) Sukamulya, dan RBW milik Kades Jadimulya, Marsidi, dibobol habis. Kondisi dalam RBW berantakan. Telur dan anak walet bertebaran disetiap lantai.
“Dua kali saya kebobolan, mas. Yang terbaru sebulan yang lalu saat kami mau umroh. Yang bikin saya miris adalah anak-anak walet berhamburan disetiap lantai. Semua anak walet saya kumpulkan sebaskom. Kasihan mau diapakan semua anak walet itu. Saya gak bisa memeliharanya. Sedangkan sarangnya sudah habis semua,” ujar Rajikan.
Ketua Pemerhati dan Pelestari Walet Indonesia (P2WI), T Junaidi, menyayangkan hal tersebut terjadi berulang-ulang.
“Sebagai pemerhati dan pelestarian walet, saya sangat prihatin. Ini tidak hanya merugikan warga petani walet, tapi generasi walet habis saat itu juga. Bagaimana tidak, sarang dipanen secara membabi buta, telur dan anakan walet semua mati, tentu generasi dalam RBW tersebut habis. Populasi walet jelas bisa berkurang,” kata Junaidi.
Camat Air Sugihan, Suradi, membenarkan adanya keluhan masyarakat tentang banyaknya maling yang sering menjarah rumah warga maupun RBW. Pihaknya sudah sering koordinasi dengan semua kepala desa se Air Sugihan agar selalu mendampingi warganya setiap ada kejadian untuk melaporkan ke pihak kepolisian
“Saya sering bilang sama kades, warga sering bilang kebobolan, tapi gak ada yang lapor. Kalau dia gak berani lapor ya didampingi atau menyuruh warganya melapor supaya pihak kepolisian tahu dan punya dasar untuk menindak,” ujar Suradi.
Hal yang sama dikatakan Kapolsek Air Sugihan, Iptu Regan Kusumawardani, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, warga jangan takut untuk melapor setiap ada kejadian.
“Kami dari kepolisian selalu siap melayani masyarakat. Tapi kadang-kadang masyarakat tidak pernah ada yang lapor. Mereka yang kebobolan hanya bercerita dari mulut ke mulut, jadi kami tidak memiliki dasar hukum untuk menindak siapa. Kami berharap warga proaktif ikutserta membantu polisi untuk meningkatkan kewaspadaan, dan memberi informasi. Dengan demikian anggota polisi bisa cepat mengungkap pelakunya,” tegas Regan.(rel)