Foto : Sosialisasi Program Desa Mandiri Peduli Gambut.
Radar Sriwijaya, (Banyuasin) — Upaya mewujudkan desa mandiri dan berkelanjutan di kawasan gambut terus diperkuat melalui Sosialisasi Program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) yang digelar di Desa Bintaran, Kecamatan Air Salek, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Universitas Sriwijaya (Unsri), dan DPR RI Komisi XII.
Acara yang dihadiri lebih dari 75 peserta dari unsur pemerintah daerah, akademisi, kelompok masyarakat, dan tokoh desa ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui program penggemukan sapi berbasis ekosistem gambut. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dalam sambutannya, Camat Air Salek, Mulyadi, S.Sos., M.Si. menyampaikan apresiasi atas sinergi antara pemerintah pusat, DPR RI, dan perguruan tinggi. “Potensi lahan gambut di Air Salek sangat besar. Dengan program ini, kami berharap masyarakat mampu memanfaatkannya secara produktif tanpa merusak lingkungan. Desa Bintaran bisa menjadi contoh desa mandiri dan peduli gambut di Kabupaten Banyuasin,” ujarnya. Sabtu, 01/11/2025.
Sementara itu, Ir. Mirza Antoni, M.Si., Ph.D., selaku Wakil Dekan Fakultas Pertanian Unsri, menjelaskan bahwa pendampingan dari Unsri akan dilakukan secara ilmiah dan partisipatif.
“Desa Bintaran memiliki potensi besar di bidang peternakan. Melalui program ini, masyarakat akan dibimbing agar mampu mengelola usaha penggemukan sapi yang efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama,” ungkapnya.
Sebagai salah satu stakeholder kunci, Anggota DPR RI Komisi XII, H. Yulian Gunhar, S.H., M.H., menegaskan dukungannya terhadap implementasi program DMPG. Ia menyebutkan bahwa kehadiran DPR RI tidak hanya sebagai mitra legislatif, tetapi juga sebagai fasilitator dalam memastikan keberlanjutan program di lapangan.
“Program Desa Mandiri Peduli Gambut adalah bukti nyata komitmen bersama untuk membangun kemandirian ekonomi masyarakat tanpa mengorbankan fungsi ekologis gambut. Penggemukan sapi menjadi langkah strategis yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional,” tegas Yulian Gunhar.
Selain memberikan dukungan kebijakan, H. Yulian Gunhar, S.H., M.H. juga mendorong agar program ini dikelola secara transparan, akuntabel, dan berkelanjutan, serta tidak berhenti pada tahap sosialisasi saja. Ia berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan rasa memiliki di tengah masyarakat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.
Dalam sesi materi teknis, narasumber dari Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (PUSDAL LH) Region Sumatera yang diwakili oleh Bapak Suhanto Manullang, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut. Sementara, Dr. Arfan Abrar, S.Pt., M.Si., dari Universitas Sriwijaya, memberikan pelatihan teknis terkait sistem penggemukan sapi yang baik, mulai dari pemilihan bakalan, manajemen pakan, hingga pengelolaan limbah untuk menciptakan zero waste system yang ramah lingkungan.
Program DMPG di Desa Bintaran ini menjadi bagian dari success story pembangunan berbasis masyarakat di lahan gambut. Dengan dukungan penuh dari DPR RI Komisi XII, KLH, dan Universitas Sriwijaya, masyarakat diharapkan mampu mewujudkan kemandirian ekonomi yang selaras dengan pelestarian lingkungan.










