Kursi Pimpinan DPRD OKI Berubah, PKB “Ambil” Jatah Ketua

Photo : Ilustrasi. (net)

*PAN Dan Golkar Keluar, Demokrat Masuk unsur pimpinan.

Radarsriwijaya.com, (OKI).- Penetapan hasil rekapitulasi perolehan suara yang telah dilakukan oleh KPU OKI sesuai dengan keputusan nomor 1997 tahun 2024 tertanggal 4 Maret 2024 menjadi gambaran komposisi kekuatan partai politik yang akan mengisi kursi DPRD OKI periode 2024-2029.

Hal ini juga akan mempengaruhi unsur pimpinan di DPRD OKI yang ditentukan dengan jumlah perolehan kursi masing-masing partai politik disamping jumlah suara yang didapatkan.

Pengamat Politik Kabupaten OKI, Raden Mukmin mengatakan, dari penetapan  hasil rekapitulasi meskipun belum ditetapkan pemenangnya maka bisa disimpulkan  bahwa PKB memperoleh kursi terbanyak.

Jika merujuk  UU No 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPRD yang sering disebut UU MD3.  yang berisi aturan mengenai wewenang, tugas, dan keanggotaan MPR, DPR, DPRD dan DPD. Hak, kewajiban, kode etik serta detil dari pelaksanaan tugas. Maka PKB akan “menggusur” PDI Perjuangan dari Kursi Ketua DPRD OKI periode 2024-2029.

Dimana PKB mendapatkan 7 Kursi dalam dalam pileg lalu, sedangkan PDI Perjuangan mendapatkan jumlah 6 kursi, meskipun secara keseluruhan perolehan suara PDIP lebih banyak mendapatkan suara.

“Ini yang menarik, PDIP secara perolehan suara diseluruh dapil meraih suara terbanyak dengan 71.214 suara, sedangkan PKB mendapatkan 70.045. Karena kalah jumlah kurai, hal ini membuat PDIP lengser dari kursi ketua dan menempati wakil ketua I.” katanya.

Pada periode 2019-2024 lalu, posisi wakil ketua I DPRD OKI ini adalah ‘jatah” partai Amanat Nasional (PAN), namun perolehan Kursi PAN merosot dari 6 Kursi dan hanya bertahan 4 kursi dengan perolehan suara 43.892 . Hal ini juga memaksanya keluar dari unsur pimpinan.

“Untuk PAN keluar dari unsur pimpinan, sedangkan Gerindra sebagai peraih suara terbanyak ketiga dengan total suara 61.282 dengan meraih 6 kursi di DPRD OKI. berhak untuk posisi wakil ketua II dimana pada periode lalu Gerindra mendapatkan jatah wakil ketua III.” Katanya lagi.

Nasib yang sama seperti PAN juga dialami oleh partai Golkar yang harus keluar dari unsur pimpinan, dimana pada periode lalu Golkar merupakan pemenang pemilu ketiga dengan jabatan wakil ketua II.

Hanya saja, Golkar yang juga mendapatkan 6 kursi legislative, kalah jumlah perolehan suara dari partai Demokrat yang juga mendapatkan 6 kursi.

Jumlah suara partai Golkar sebanyak 45.216, kalah dari perolehan suara partai Demokrat sebanyak 57.224 sehingga berhak untuk jatah wakil ketua III.

“Ini kalau mempedomani aturan saat ini, tapi kalau nanti aturannya berubah, sebagai contoh ternyata nanti untuk penentuan pimpinan dilakukan dengan cara pemilihan oleh anggota, tentu semua berpeluang akan mengalami perubahan.” katanya.

Hal yang juga nanti akan menarik untuk dicermati adalah pada saat penentuan Alat Kelengkapan Dewan (AKD), dimana setiap fraksi akan memiliki kepentingan yang berbeda pula.

“Kalau kita lihat anggota dewan yang senior dan berpengalaman masih cukup banyak kembali terpilih, termasuk PDIP yang selama beberapa periode ini terbiasa sebagai Ketua DPRD tentu memiliki pengalaman yang panjang dalam memimpin lembaga DPRD dan paham betul bagaimana membuat situasi menjadi kondusif.” Tukasnya.

Selain itu menurutnya, menarik juga untuk dicermati siapa nanti yang akan di “pilih” oleh PKB yang akan duduk sebagai Ketua DPRD OKI.

“Kalau untuk wakil ketua saya rasa kita bisa berpendapat mengarah pada nama-nama populer yang sudah ada, seperti wakil I bisa jadi diberikan kepada Abdiyanto selaku ketua DPC PDIP dan Ketua DPRD saat ini, atau bisa juga kepada Febriansyah Wardhana selaku sekjen partai yang juga terpilih kembali.” jelasnya.

Sementara untuk wakil ketua II mungkin akan lebih mengarah kepada Nanda SH sebagai ketua DPC Gerindra OKI dan juga saat ini menjabat sebagai wakil ketua III.

“Kalau untuk Wakil ketua III saya berpendapat akan dijabat oleh Bambang Irawan yang merupakan Ketua DPC Demokrat OKI dan masuk periode ketiga sebagai anggota DPRD OKI. Nah lalu PKB siapa yang cocok untuk ketua.” Kata dia.

Sebab Posisi Ketua DPC PKB OKI, HM Djakfar Shodiq saat ini tidak ikut sebagai caleg terpilih, Lalu sekjen PKB Harimandani, gagal terpilih untuk periode 2024-2029.

“Kalau untuk incumbent yang terpilih kembali, maka kemungkinan kepada Mustamar dan RA Lutfiatunnada Purwaningrum bisa saja pengalaman yang menjadi pertimbangan. Tapi bisa juga nama-nama baru karena ada juga caleg terpilih PKB yang memiliki kedekatan dengan ketua DPC, namun itu tentu urusan internal partai.” prediksi dia.

Dari berbagai argumentasi tersebut dirinya tetap mengingatkan bahwa proses pemilu 2024 ini belum selesai, bisa saja berbagai dinamika terjadi kalau nantinya ada gugatan yang disampaikan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan hasilnya berubah.

“Ini proses pemilu masih berjalan, kemudian akhir masa jabatan DPRD periode 2019-2024 ini berakhir pada bulan Oktober mendatang, artinya waktunya masih cukup lama, hanya memang karena tahun ini ada pilkada yang saat ini terjadwal Nopember 2024, maka tentu dinamikanya akan mengarah kepada kepentingan pilkada.” Pungkasnya. (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *