Radar Sriwijaya (OKI) – Ruas Jalan Sepucuk Kayuagung – Pedamaran Timur yang saat ini kondisinya terendam banjir ternyata sedang dalam tahapan pengerjaan proyek pembangunan melalui dana bencana alam dari APBN.
Pengerjaan jalan yang baru memasuki tahapan pengerasan menggunakan batu agregat tersebut untuk sementara waktu dihentikan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang, Ir HM Hapis MM melalui Sekretaris H Sujasmin ST mengatakan, ruas jalan yang terendam sepanjang sekitar 500 meter tersebut berada diatas KM 25.
Menurutnya, saat ini ketinggian air mencapai 30 hingga 50 CM merendam jalan yang dengan kondisi pengerasan batu agregat, sebelum nantinya akan dilakukan cor Beton, namun untuk saat ini berhenti dulu.
“Saya Sudah turun kesana dan melihat secara langsung kondisi jalan yang terendam sekitar 400 meter.” katanya saat dikonfirmasi usai rapat koordinasi bersama Komisi III DPRD OKI terkait adanya keluhan masyarakat di SP Padang dan Pampangan yang gagal tanam akibat air tidak surut, di gedung DPRD OKI, Senin (18/12/2017).
Menurut Sujasmin, jika tetap dipaksakan lewat dengan menggunakan kendaraan dengan tonase yang berat otomatis akan dengan cepat membuat jalan menjadi rusak bahkan akan menyebabkan jalan putus total.
“Dengan kondisi terendam, jelas kondisi jalan akan lebih cepat rusak, oleh sebab itu kita himbau agar pengguna jalan kiranya dapat mencari jalab alternative lain untuk sementara waktu.” katanya.
Ditambahkannya, berdasarkan pengamatan dari Dinas PU PR Sudah dua tahun terakhir ini terjadi banjir yang cukup besar, meski pada tahun sebelum – sebelumnya memang jika air sedang tinggi maka tidak akan sampai tenggelam seperti itu, hal ini diduga karena adanya tata kelola air yang tidak lancar.
“Pada saat kita melakukan perencanaan, kondisinya tidak banjir dan memang baru satu dua tahun ini yang banjir parah. ” katanya.
Tata kelola air yang tidak lancar tersebut mengindikasikan bahwa terdapat berbagai saluran air yang tertutup, hal ini boleh jadi akibat dari pembuatan tanggul-tanggul yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan perkebunan yang berada di kawasan sepucuk.
“Kalau dulu air dengan leluasa mengalir, namun sekarang sepertinya air tertahan, hal ini juga kita bahas tadi dalam rapat dimana petani gagal tanam karena air yang tidak kunjung surut diduga karena adanya tanggul yang dibangun perusahaan.” katanya.
Dijelaskan Sujasmin, saat ini pembangunan jalan yang dilakukan disepucuk dihentikan untuk sementara waktu menunggu air surut, namun demikian apakah nanti akan tetap diteruskan dengan konstruksi yang sama atau dilakukan perubahan.
“Karena saat ini sedang dilakukan pengerjaan dan hal ini karena itu kewenangan itu BPBD apakah nanti akan dirubah konstruksi atau ditinggikan lagi, kita hanya bisa menghimbau untuk sementara waktu masyarakat agar tidak melintas dijalan tersebut. ” tukasnya.
Sebelumnya, Camat Pedamaran Timur Ari Mulawarman S.STP, M.Si mengatakan, kondisi jalan sepucuk yang terendam air, meskipun masih dapat dilalui namun camat menghawatirkan kondisi tersebut akan sangat membahayakan para pengendara serta dapat mempercepat kerusakan jalan yang terendam.
“Memang kondisi jalan terendam air karena memang debit air di sekitar jalan poros sepucuk sedang tinggi meskipun sudah ditimbun, ketinggiannya sekitar separuh dari ban mobil strada, saya baru dapat laporan lagi, kondisi terbaru.” Kata Ari.
Menurutnya, selama ini masyarakat dari Cengal, Sungai Menang maupun dari Pedamaran Timur untuk menuju ke Kayuagung lebih dekat dengan melewati jalan sepucuk, selain itu kondisi jalan cukup baik. Biasanya kendaraan yang melintas ini merupakan kendaraan pengangkut hasil perkebunan seperti karet maupun sawit dan membawa barang-barang lainnya.
“Kondisi jalan yang terendam ini tentu akan sangat mudah mengalami kerusakan bahkan bisa putus, apalagi jika kendaraan yang melintas itu bermuatan berat, kalau tidak salah itu masuk wilayah cinta jaya Kecamatan Pedamaran.” katanya.
Oleh sebab itu Camat menghimbau kepada masyarakat untuk sementara waktu terutama kendaraan bermuatan berat dari arah Pedamaran Timur menuju ke Kayuagung maupun sebaliknya kiranya dapat melewati jalur alternative lain.
“Kalau jalan terendam pasti akan cepat rusak, kita himbau kepada masyarakat sebaiknya kendaraan berat untuk sementara waktu tidak melintas.” Tukasnya.
Sementara itu Kepala badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI Listiadi Martin mengatakan, pihaknya sudah memperoleh informasi tentang jalan sepucuk yang terendam, namun sejauh ini belum ada upaya lebih lanjut karena memang tidak ada jalan alternative lain kecuali lewat dari Mesuji Raya dan Lempuing Jaya.
“Tim BPBD OKI sdh cek kelokasi, kondisi jalan terendam +/- panjang 500m tinggi air rata 10-25cm. Kendaraan lewat dari sepucuk – Kayuagung tdk ada alternatif lain kecuali lewat mutar mesuji raya terus ke desa bambu kuning Kec. Lempuing Jaya.” katanya via Whatsaap.(den)