Radar Sriwijaya (OKU) – Transparansi dalam pengerjaan proyek pembangunan milik pemerintah sudah seharusnya dilakukan oleh pihak ketiga selaku pelaksana, pasalnya, pengawasan tidak hanya dilakukan oleh pengawas proyek saja akan tetapi melibatkan peranserta masyarakat.
Hal ini pulalah yang dilakukan oleh Puluhan massa dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Barisan Pemuda Lengkiti Bersatu (BPLB) dan Garda OKU, yang menghentikan paksa pengerjaan proyek jalan kabupaten di Desa Penindaian persisnya di jalan lintas menuju Desa Tualang Bunga Tanjung, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), kamis kemarin.
Ketua Ormas BPLB OKU, H Muslimin Jakfar, saat dikonfirmasi Jumat (15/12), mengatakan, pihaknya terpaksa melakukan aksi tersebut, karena tidak ada itikad baik dari pihak pemborong maupun dari Dinas PU Penataan Ruang OKU.
“Kami sudah bertanya ke Dinas PU Penataan Ruang OKU secara baik-baik tapi tidak kami dapatkan informasi soal proyek ini. Disini tidak dipasang plang proyek yang menjelaskan besaran biaya dan bersumber dari mana, perusahaan yang mengerjakan dan volume fisiknya,” tegas Muslimin.
Disambung pria yang akrab disapa Mimin itu, plang atau papan nama proyek wajib dipasang perusahaan, hal ini agar diketahui masyarakat. Namun, meski sudah pernah diberitakan, sampai mereka turun ke lokasi belum juga ada plang proyek.
Mereka khawatir pengerjaan proyek ini akan asal-asalan saja. Sudah terbukti saat mereka menggeruduknya, jalan yang baru saja dicor tersebut sangat lentur. Mereka menduga bahan baku coran tidak sesuai spesifikasi.
Mimin menegaskan, pihaknya melakukan hal ini semata-mata ingin agar pembangunan di wilayah OKU khususnya Kecamatan Lengkiti bisa berjalan baik.
“Jangan mentang-mentang Lengkiti jauh dari ibukota Kabupaten OKU, para pemborong sekendaknyo bae bangun proyek di tempat kami,” tegasnya.
Sementara itu, pemborong proyek yang dikonfirmasi menggunakan sambungan hanphone milik Mimin, menjawab, plang proyek sebenarnya sudah mereka siapkan tapi belum sempat dipasang. Untuk kualitas proyek dibantahnya tidak sesuai spesifikasi.
“Plangnya ada di Baturaja dan memang mau dipasang tapi belum sempat saja. Besok lihat saja sudah kami pasang. Kalau untuk kualitas, meski mengggunakan molen manual tapi campuran bahan bakunya sama dengan menggunakan mobil molen besar pertama kali kami bawa ke lokasi,” jawab Yosi, dari CV P.
Sementara pantauan di lapangan, sehari setelah distop paksa oleh massa dari Ormas BPLB dan Garda OKU pimpinan Jose Robert, Yosi selaku pihak dari CV P yang mengerjakan proyek jalan cor beton di Desa Penindaian tersebut memenuhi janjinya memasang plang proyek. Dan para tukangnya pun sudah bekerja kembali seperti biasa.(len)