Meski Ada Hak Pilih, Guru Tak Boleh Terlibat Politik

Radar Sriwijaya (OKI) – Meskipun memiliki hak pilih dalam pemilu maupun pilkada, para guru diimbau untuk tidak ikut terlibat secara aktif dalam suksesi pilkada yang akan digelar 27 Juni 2018.

Para guru diminta untuk menjaga menjaga netralitas serta tidak ikut-ikutan untuk mendukung salah satu kandidat tertentu.

Imbauan tersebut disampaikan Bupati OKI H Iskandar SE pada saat  membuka kegiatan seminar nasional hari guru dan HUT PGRI ke 72, di GOR Biduk Kajang Kayuagung, Kamis (30/11/2017).

Menurut H Iskandar SE, sesuai dengan aturannya guru dilarang terlibat aktif dalam aktivitas politik calon bupati maupun calon gubernur, meski secara pribadi sudah memiliki pilihan.

Guru harus netral dalam Pilkada. Kalaupun punya pilihan jangan sampai terlibat aktif sehingga menjadi tim sukses dan juru kampanye, termasuk juga anggota dan pengurus yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),

“Karena organisasi PGRI adalah lembaga independen yang didalamnya ada guru yang merupakan Aparatur Sipil Negara yang (ASN) seyogyanya menempatkan diri di posisi netral. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh PGRI jangan terlibat di dalam politik praktis. Masalahnya kalau ketahuan, sanksinya cukup berat saat ini bagi guru yang statusnya ASN dan bahkan, bisa dipecat dari statusnya sebagai ASN, oleh karena itu agar jangan ikut-ikutan berpolitik,” tegasnya.

Bupati Iskandar mengatakan, sebagai guru yang profesional harus selalu menjaga etika, jangan keluar dari tugasnya yakni mendidik anak bangsa, menebarkan nilai-nilai kebaikan lewat dunia pendidikan. Karena itu, segala hal yang bersifat politik praktis harus dijauhi.

“Hal tersebut diperlukan untuk menjaga kredibilitas guru itu sendiri, sebagai pendidik, guru mesti menunjukkan sikap profesional dan tak terlibat politik praktis, walaupun dalam menjalani profesinya, guru memang mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Seperti wali murid, rekan seprofesinya dan siswa yang berpotensi dijadikan mesin politik. Itulah pentingnya seorang guru menjaga netralitas agar tak menimbulkan prasangka yang negatif dari pihak-pihak lain,” jelasnya

Sebelumnya, Ketua PGRI Kabupaten OKI, H Husin SPd MSi dalam sambutannya mengatakan, pada seminar hari guru nasional yang mengambil tema “Membangkitkan Kesadaran Kolektif Guru Dalam Meningkat Disiplin dan Etos Kerja Untuk Penguatan Pendidikan Karakter” ini diikuti sebanyak 5.009 orang guru yang bertugas diwilayah Kabupaten OKI.

“Seminar ini diikuti oleh 5 ribu lebih peserta, yang terdiri dari guru taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Mengah Pertama (SMP) dan juga guru Sekolah Mengah Atas (SMA),” jelasnya pria yang juga menjabat sebagai Sekda Kabupaten OKI ini.

Ia juga berharap dalam kegiatan seminar ini dapat bermanfaat bagi tenaga pendidik di Bumi Bende Seguguk, sehingga dapat membangkitkan kesadaran guru dalam meningkat kediisiplinan dan etos kerja agar terbentuknya tenaga pendidikan yang berkarakter guna mencerdaskan anak bangsa khususnya di Kabupaten OKI.

Adapun tamu undangan dan juga nara sumber yang hadir dalam seminar tersebut yakni, Sekjen PGRI pusat, Qudrat Nugraha PHD dan Wakil Ketua II PGRI Sumsel, Drs M Room SMH, Pasi Pers Kodim OKI, Kapten Inf Tanzil, Kabag Sumda Polres OKI, Kompol Suwarna, Pasi Intel Kejari OKI, Niku Senda.(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *