BATURAJA – Bawang putih negeri tirai bambu (Cina) menjadi pilihan bagi Perum Bulog Sub Divre Ogan Komering Ulu (OKU) untuk diimpor guna mengantisipasi lonjakan harga komoditi bumbu dapur jenis ini di pasaran. Bawang putih dari Cina dinilai mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih murah ketimbang bawang lokal.
Demikian disampaikan Kepala Perum Bulog Sub Divre OKU, Junaidi Hanafiah, Minggu (4/6). Menurut Junaidi, bawang impor dari Cina dapat dijual di pasar-pasar tradisional Baturaja hanya berkisaran Rp38.000 perkilogram (kg). Berbeda jauh dengan bawang lokal yang dijual pedagang yang mencapai Rp50.000 perkg.
“Lagian bawang putih produk petani lokal, kecil-kecil dan tidak bisa bersaing. Lain dengan yang dari Cina, bawang putihnya besar-besar dan bersih-bersih serta harganya murah. Tapi untuk bawang merah produk kita masih unggul dibanding yang lain,” kata Junaidi.
Sambungnya, saat ini Bulog sudah memesan 2 ton bawang putih dari Cina untuk dijual di OKU. “Kita sudah pesan 2 ton bawang putih, tetapi baru kita ambil 750 kilogram. Nanti akan kita ambil lagi sisanya,” terangnya.
Kebijakan impor juga dilakukan untuk memasok daging sapi dari Australia. Daging asal negeri Kanguru tersebut akan dijual Bulog seharga Rp80.000 perkg, berbeda dengan sapi lokal yang terus merangkak naik selama Ramadhan ini capai angka Rp120.000 perkg. “Kita bukan menyaingi harga pasar, kita hanya melakukan cara bagaimana agar harga di pasar stabil. Bukan menyaingi ya,” pungkasnya. (san)