Photo : Kedua wanita yang diamankan petugas saat melakukan penggrebakan.
Radar Sriwijaya (OKI) – Sebuah rumah warga yang berada di RT 01 Desa Terusan Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) digrebak petugas dari Polsek SP Padang yang di back up Sat Intelkam Polres OKI.
Penggrebakan ini menyusul adanya informasi dari masyarakat yang merasa resah atas aktivitas dirumah yang diduga dijadikan lokasi praktik prostitusi tersebut yang dipimpin oleh Kapolsek SP Padang, AKP Nanda Wisman bersama anggotanya dan di backup oleh Unit Sat Intelkam Polres OKI.
Kapolres OKI AKBP Ade Harianto SH MH didampingi Kasat Intel Polres OKI, AKP Yusuf Solehat dan Kapolsek SP Padang, AKP Nanda Wisman, kepada wartawan, Kamis (4/18) mengatakan, penertiban tersebut dilakukan atas dasar laporan dari masyarakat sekitar yang telah resah, dengan aktivitas yang dilakukan di dalam rumah milik salah seorang warga berinisial DS.
“Pada saat melakukan penertiban terhadap tempat prostitusi tersebut, kita mendapat dukungan dari masyarakat sekitar, sehingga situasi pada penggerebekan tersebut aman dan terkendali,” ungkapnya seraya menjelaskan penertiban yang dilakukan pada hari Rabu (3/10) sekira pukul 19.00 WIB tersebut berjalan lancar hingga berakhir sekira pukul 19.45 WIB.
Lanjutnya, pada giat penertiban itu telah ditemukan 5 orang wanita yang diduga siap melayani pria hidung belang di rumah tersebut, sementara 2 orang berhasil diamankan dan 3 orang lainya berhasil kabur.
“Ketika anggota kita masuk, 3 orang wanita berhasil melarikan diri melalui pintu belakang, dengan cara melompat ke arah lebak dan menghilang masuk di dalam semak-semak. Sedangkan 2 orang lainnya berhasil diamankan, adapun identitasnya yakni, Iin Susanti (36) yang beralamat di Lampung Metro dan Mellan (40) warga Plaju Palembang,” jelasnya.
Polisi juga menemukan barang bukti lainnya yakni 3 kamar yang diskat, tiap kamar telah disiapkan tempat tidur. Selain itu ditemukan juga barang bukti berupa 30 botol bekas minuman keras, bekas tisu habis pakai yang masih basah, serta kondom.
Terpisah, Ujang, salah seorang warga setempat mengatakan, bahwa masyarakat sudah lama merasa resah karena di dalam rumah tersebut dijadikan tempat prostitusi.
“Sebelumnya masyarakat juga sempat melaporkan ke pemerintah desa dan aktivitas mereka sempat terhenti, namun sudah tiga minggu ini beroperasi lagi,” katanya.(den)