Radar Sriwijaya – Munculnya daratan pasir yang disebabkan turunnya debit air Sungai Musi, dimanfaatkan warga Sekayu, Kabupaten Muba, sebagai objek wisata dadakan. Kondisi alam yang sering disebut masyarakat setempat dengan istilah Bongen (pasir) ini, muncul hampir setiap tahunnya, yakni sepanjang musim kemarau. Dimana, warga dapat melakukan berbagai aktivitas, mulai dari berenang, bermain bola, hingga berfoto selfie di atas hamparan pasir di tengah-tengah Sungai Musi.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Senin (30/7/2018), salah satu titik hamparan pasir terluas berada di Kelurahan Balai Agung, Kecamatan Sekayu, tepatnya di Jalan Meredeka belakang Water Front Sekayu. Sehingga lokasi tersebut selalu ramai di datangi oleh pengunjung, terutama di sore hari.
Pengunjung yang datang pun bukan hanya para wisatawan lokal, ada pula yang dari luar daerah yang kebetulan berada di Sekayu. Mereka terlihat sangat antusia mengajak keluarganya menikmati peristiwa alam tersebut.
“Ini setahun sekali terjadi, jadi kita sengaja datang untuk main dan berfoto bersama keluarga dan teman-teman,” ujar Tri Hapsari saat dibincangi di lokasi, Senin (30/7/2018).
Hal senada juga dikatakan Rianti, dirinya sudah datang berkali-kali di lokasi bongen hanya untuk bermain bersama teman-teman.
“Kita di sini bisa ambil foto buat di Medsos, bisa bermain yang lain, kadang-kadang kita berenang,” ungkapnya.
Datangnya musim bongen ini juga membawa berkah bagi para pedagang yang ada di sekitar Water Front Sekayu. Banyak pedagang dadakan yang bermunculan dengan membawa berbagai jenis jajanan atau makanan, bahkan ada pedagang yang nekat membawa dagangannya turun ke Sungai Musi, agar dapat memudahkan pengunjung untuk membelinya.
“Ini momen, jadi setiap hari sepanjang musim bongen saya jualan di sini. Ramainya sore hari, kalau hari kerja mulai ramai sekitar pukul 16.00 WIB, tapi kalau hari libur sejak pagi sudah ramai,” ujar Syamsudin, salah satu pedagang minuman. (man)