Radar Sriwijaya –Beredarnya isu jika Sekolah Menengah Atas Negeri(SMAN)Sumatera Selatan(Sumsel) bakal membuka kelas berbayar untuk masyarakat umum langsung dibantah Kepala SMAN Sumsel, Muhammad Ridwan Aziz.
Dijelaskan Ridwan, hingga saat ini pihaknya belum ada wacana membuka kelas khusus berbayar yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Menurutnya, hingga pelaksanaan tahun ajaran baru 2019, sekolah yang dipimlinnya tersebut masih menerima siswa dari berbagai kabupaten/kota di Sumsel dengan status tidak mampu alias miskin.
“Tahun ini kita tetap menerima 100 orang siswa tidak mampu. Jadi kita belum ada wacana membuka kelas berbayar yang dibuka untuk masyarakat umum tersebut,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (7/6/2018).
Ridwan mengaku, hingga saat ini belum ada pembicaraan baik dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel terkait isu tersebut. Bahkan, pihaknya masih memfokuskan diri agar sekolah yang menampung siswa miskin ini bisa menambah kuota dan bukan membuka kelas khusus berbayar.
“Dulu memang kita pernah melakukan survei terkait minat masyarakat yang memiliki ekonomi keatas atau orang kaya, dari hasil tersebut memang permintaan sangat tinggi. Tapi itu hanya survei yang dilakukan dengan tujuan mengetahui respon masyarakat dengan SMAN Sumsel,” ucapnya.
Ditegaskannya, berdirinya SMAN Sumsel bertujuan untuk memberikan pendidikan dengan kualitas baik kepada masyarakat secara gratis. Selama ini, ungkapnya, sekolah dengan kualitas baik cenderung membutuhkan biaya yang mahal dan tidak bisa dinilmati masyarakat miskin.
“Keberadaan SMAN Sumsel menjawab itu, siswa miskin bisa menikmati sekolah berkualitas bagus tanpa biaya apapun alias gratis,” tegasnya. (den)