Radar Sriwijaya – Meski tidak dianjurkan, masih banyak saja warga Indonesia yang memaksakan diri untuk pulang kampung atau mudik menggunakan sepeda motor 125 cc atau 150 cc. Padahal, motor tersebut aslinya diperuntukkan jarak jauh.
Namun kalau memang Otolovers masih memaksakan diri karena berbagai alasan, harap perhatikan hal-hal kecil ya, soalnya masih banyak kesalahan pengemudi motor saat mudik.
“Perlu diketahui, kalau desain dari pabrikan untuk motor kopling itu hanya setengah saja. Itu desain original publik itu seperti itu. Kenapa? karena agar tidak cepat capek. Jadi kita hanya pakai dua jari saja dia sudah ngopling. Sudah full,” ucap Riecky.
Kepada beberapa wartawan Head of Service PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Riecky Patrayudha mengungkapkan bahwa masih ada beberapa kesalahan pemudik yang memaksakan diri untuk membawa motor. Selain muatan di sepeda motor (banyak yang ditunggangi lebih dari dua orang atau barang bawaan yang sangat menumpuk), kondisi ban pun sering kali dilupakan.
“Kalau dari sisi safety riding kita tidak bisa memaksa customer untuk bawa motor saat mudik karena kan itu motor dia. Tapi yang paling tidak jangan lakukan kesalahan seperti tidak lakukan cek ulang terhadap ban motor, karena kita sering salah persepsi akan bagian ini. Sudah ganti oli, busi, sampai tune-up tapi sering kali kondisi ban tidak diperhatikan. Bahaya ini,” kata Riecky di Jakarta.
Padahal, ban adalah komponen utama yang langsung berhubungan dengan jalanan dan penumpang. Jadi, kondisi ban motor sangatlah penting. “Ini adalah nomor satu yang diperhatikan, jangan salah. Setelah itu barulah kita berbicara tentang mesin, aksesori, servis, dan sebagainya. Soalnya sering banget nih, saya juga sih, yang main dipakai saja eh tiba-tiba motor goyang-goyang. Tidak sadar kalau tekanan ban kurang bahkan sampai bocor,” tambah Riecky.
Setelah itu, masih terlalu banyak pengendara sepeda motor khususnya pengguna skutik yang menahan rem sewaktu gas masih diputar. Hal ini terjadi kala kondisi macet saat mudik.
“Akibatnya itu ya kampas rem habis. Paling fatal, cakramnya memuai sehingga tidak senter lagi. Jadi bunyi mendecit dan ngeblong. Nah ini yang juga sering salah,” kata Riecky.
Untuk Otolovers yang memilih motor kopling pun menjadi perhatian Riecky. Memang, membawa motor seperti ini apalagi yang bergaya sport sangat melelahkan. Tapi akan jauh lebih cepat lelah kalau settingan motor tidak dikembalikan ke kondisi normal.
“Tapi kebiasaan orang kita kan utak-atik motor sehingga kalau kopling tidak dipencet habis tidak ‘gigit’ gitu, ya. Nah ini sebenarnya salah karena kalau ditekan sampai habis mau tidak mau semua tangannya gerak. Satu genggaman. Inilah yang buat cepat lelah. Jadi kalau mau bawa motor kopling untuk pulang kampung ya kembalikan ke original saja, lah settingannya. Sudah yang paling bagus itu,” tutupnya. (man)