Tantangan Penyuluh Agama

Dakwah Islam di Indonesia bagai pelita yang tak pernah padam. Ia melaju, dipandu dalam gerak estafet generasi kegenerasi sejak ratusan tahun silam.
Adakalanya obor dakwah meredup, akibat kondisi internal yang melemah atau tekanan dari luar. Tapi selalu ada juru dakwah yang tampil menuangkan energi baru, sehingga obor dakwah terang kembali. Sumbu dakwah Islam tidak boleh kering dari sinar kebenaran, sekalipun rekayasa politik maupun fakta sosial terkadang menggerogoti eksistensinya.

Realitas kehidupan kita menjadi saksi bahwa media masa, baik media maya maupun media cetak berupa tulisan berbentuk buku atau karya ilmiyah lainnya menjadi sarana dakwah yang paling ampuh. Berapa banyak manusia yang menjadi sholeh dan bertakwa hanya dengan membaca atau mengkaji tulisan dan karya ilmiyah para ilmuan sesuai dengan bidangnya masing – masing.

Tulisan atau karya ilmiyah sangat besar pengaruhnya bagi pembaca, dia ibarat pedang yang tunduk mengikuti kehendak penggunanya, jika digunakan untuk berdakwah di jalan Allah SWT maka menjadi sarana dakwah paling baik. Demikian pula jika dimanfaatkan untuk menyebarkan kemungkaran dan kemaksiatan, dalam waktu singkat kehidupan masyarakatakan dikelilingi oleh kemungkaran dan kemaksiatan.

Islam adalah agama dakwah. Setiap ummatnya tidak hanya diwajibkan untuk menjalankan syariat dan menghayati nilai-nilai luhur ajaran islam, namun juga harus mendakwahkannya, agar risalah islam dapat diterima, dijalankan dan menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Tantangan dakwah di era Globalisasi yang ditandai dengan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi semakin berat. Penyuluh Agama Islam sebagai ujung tombak dahwah ini dan untuk menjalankan peran sebagai Pembina umat harus mampu dan selalu berusaha meningkatkan komptensi agar mampu tetap menjalankan tugas dengan baik ditengah perkembangan dan Perubahan zaman.

Namun sayangnya tidak semua tulisan dan karya ilmyah dapat sampai dan dibaca oleh umat.  Sementara kebutuhan masyarakat akan informasi melalui tulisan dan karya ilmiyah semakin meningkat.
Oleh karena itu, para da’i, para praktisi dakwah, ahli IT muslim sudah seharusnya secara gencar melakukan aktifitas dakwah islam rahmatan lil alamin melalui tulisan dan karya ilmiyah untuk menjawab kebutuhan masyarakat, guna menagkal dan menetralisir informasi yang tidah benar, tidak baik dan tidak sehat bagi kehidupan beragama, bermasyarakat dan berbangsa.

Dalam hal ini Kementerian Agama mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam memberikan pemahaman dan pencerahan pada masyarakat guna mengantisipasi dan menghadapi berbagai persoalan keagamaan yang timbul di tengah-tengah masyarakat.(*)

penulis : Imam Irfa’i, S. Kom.I
Alumni Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang
Penyuluh Agama Islam kemenag Muba

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *