Mengaku  Wartawan, Datang Malam Hari Minta Ongkos Beli Minyak

**Kades Bertanya Kantor Wartawan Tutup Jam Berapa

Radar Sriwijaya (OKI)– Kepala Desa Jambu Ilir Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Yakkup  mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan dan kontroversi, bahwa dirinya pernah didatangi oleh oknum yang mengaku sebagai wartawan sekitar pukul 6 atau 7 dan meminta ongkos beli minyak.

Pernyataan tersebut disampaikan Yakkup MS diujung sambutannya, di tengah acara sosialisasi dan  Penyuluhan dalam rangka optimalisasi penggunaan, penanganan, pengawasan dan penanganan permasalahan dana desa digedung kesenian kayuagung, Kamis (26/10/2017).

Acara tersebut dihadiri oleh acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati OKI H.M Rifai SE Kapolres OKI AKBP Ade Harianto SH MH, Kapolsek, Camat dan Kepala Desa se OKI serta seluruh Jajaran Kamtibmas Kepolisian  se Kabupaten OKI.

“Kalau datang berpakaian polisi itu jelas. Yang menyusahkan ini pak, pakaian kaos, datang jam 6, jam 7 malam, masih ngetok pintu, minta ongkos beli minyak. Ini wartawan. Jadi kami belum ngerti, kantornya wartawan itu tutupnya jam berapa pak,” teriak Yakkup yang disambut tepuk tangan para kades dan instansi lainnya di forum tersebut.

Pernyataan kontroversi yang merupakan pengalaman pribadi sang kades ini tentu saja membuat sejumlah awak media yang melakukan tugas jurnalistik merasa terusik atas pernyataan tersebut, sehingga usai acara sejumlah awak media meminta agar oknum kades tersebut meralat pernyataannya, namun  oknum kades tersebut mengakui kalau yang melakukan hal itu adalah wartawan.

“Iyo wartawan. Tapi dak seluruh wartawan, ado bae wartawan, sikok, duo,” ungkap sang kades, ketika ditemui wartawan yang berada di acara tersebut.

Karena terus didesak sudah melecehkan profesi wartawan, akhirnya sang kades Yakkup meminta maaf kepada puluhan wartawan di sana.

“Kalo mak itu, aku minta maaf,” tuturnya.

Namun, ketika disinggung kalau dirinya memang telah melecehkan profesi wartawan, sang kades kembali berteriak.

“Jadi kami nak makmano, nak duet apo. Sudah lapor kelah kalo nak ngelapor,” ungkap Yakkup lagi.

Menanggapi perlakuan oknum kades itu, Camat Tanjung Lubuk Abdul Hakim, ketika dikonfirmasi wartawan mengaku apa yang disampaikan oknum kades tersebut semuanya diluar sepengetahuan dirinya.

“Mungkin yang disampaikan kades itu, itu yang dia alami,” ungkap Hakim.

Ditambahkan Hakim, dirinya menyimpulkan perkataan oknum kades tersebut bisa saja terjadi.

“Bisa saja, mungkin oknum itu yang jauh, yang kemalaman. Namun, kades tidak menyebut si-A, si-B. Kades itu juga mungkin menyampaikan selaku Ketua Forum Kades Kecamatan Tanjung Lubuk,” tambahnya.

Sedangkan Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten OKI Hj Nursula SSos, dikonfirmasi melalui ponselnya tadi malam, mengaku belum tahu jelas.

“Informasi yang saya dapat, sang kades bukan menyebut wartawan, tapi oknum yang mengaku wartawan,” ungkapnya.

Diakui Nursula, bisa juga maksud sang kades adalah orang yang mengaku sebagai wartawan.

“Artinyo itu wartawan nian apo bukan, belum tau. Sang kades yang meminta bentuk perlindungan terhadap kades, bukan menyudutkan wartawan, bukan,” pungkas dia. (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *