Radar Sriwijaya – Aktivitas Gunung Agung dalam enam jam terakhir terpantau menurun, terlihat dari kegempaan dan asap sulfatar. Dalam pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Agung pada pukul 06.00 hingga 12.00 Wita, Selasa (24/10/2017) terlihat asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100-300 meter di atas kawah puncak. Padahal sebelumnya asap sulfatar yang keluar dari Gunung Agung mencapai ketinggian 300 sampai 400 meter.
Sementara itu aktivitas kegempaan pun juga menurun. Berdasarkan laporan Anwar Sidiq dari Pos Pengamatan Gunung Agung, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)Badan Geologi Kementerian ESDM kegempaan hanya terjadi 62 kali. Dari puluhan gempa tersebut diantaranya ada gempa vulkanik dangkal sebanyak 35 kali, dan vulkanik dalam terjadi 27 kali.
Dia menjelaskan, untuk aktivitas gempa pada pengamatan sekira pukul 00.00 hingga 06.00 Wita terjadi 59 kali gempa. “Meski jumlah kegempaanya sedikit namun jenis gempanya enam jam sebelumnya lebih banyak,” katanya.
Kegempaan dalam enam jam sebelumnya diantaranya ada gempa tremor non-harmonik hanya ada 1 kali dengan durasi 132 detik, vulkanik dangkal 31 kali gempa. vulkanik dalam terjadi 24 kali gempa, tektonik lokal 2 kali, dan tektonik jauh hanya 1 kali gempa. “Kesimpulannya Gunung Agung saat ini berada di level IV (Awas),” jelasnya.
Rekomendasi untuk warga di sekitar Gunung Agung agar tidak berada di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah dan di seluruh area di dalam radius 9 km dari kawah puncak dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 12 km. (net)