OKI Siap Ekspor Beras

KAYUAGUNG -Gagasan Bupati OKI H Iskandar SE terkait rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan internasional di Tanjung Tapa, Kecamatan Air Sugihan diharapkan dapat mempercepat langkah ekspor beras OKI.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI, H.Syarifudin SP saat ditemui diruang  kerjanya, Selasa (12/9).
Diungkapkan Syarifudin, sejak Januari tahun 2017 Indonesia sudah mulai melakukan ekspor beras. Dengan kondisi tersebut, pihaknya meminta petani untuk segera menyiapkan diri dimana orientasi OKI tidak lagi berorientasi konsumsi dalam negeri, namun harus memikirkan langkah ekspor beras.
Jika langkah ekspor tersebut terealisasi, tentunya petani OKI juga diminta untuk meningkatkan kualitas beras baik itu kadar air atau rasa berasnya, karena beras OKI harus mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional dan bisa masuk dalam standar konsumsi internasional.
Lanjut Syarifudin, mungkin saja OKI juga harus menyiapkan beras organik. Walaupun saat ini Pemkab belum membina penanaman beras organis secara intensif. Hanya saja, di beberapa kawasan lebak rawa dalam, beras organic sudah diproduksi oleh petani.
“Sebab, di daerah tersebut tanah cukup subur dengan pengairan yang secara alami mengaliri lahan sawah,” terangnya.
Pemerintah pusat telah meminta Pemkab OKI untuk melakukan pertanaman sekitar 170.000 hektare. Sampai saat ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura telah merealisasikan lebih kurang 160.000 hektare pertanaman yang dipanen di
tahun 2017.
“Diharapkan dalam sisa waktu yang ada, target realisasi bisa dicapai,” ungkapnya.
Dengan konsumsi beras di OKI yang mencapai sekitar 70.000 ton per tahun, Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI memprediksi surplus produksi beras OKI di tahun 2017 mencapai sekitar 450.000 ton.
“Surplus beras tersebut tentunya akan dikirim keluar melalui Bulog maupun tata niaga pemasaran bebas baik itu di Bangka (beras asal Tulung Selapan, Cengal, Sungai Menang), Palembang, Jambi, Bengkulu (beras produksi sawah lebak), Lampung bahkan ke pulau Jawa (Lempuing, Lempuing Jaya)” tungkasnya.
Di tahun 2017 Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI juga fokus terhadap peningkatan produksi cabai, dimana pertanaman cabai di OKI mencapai hampir 1.000 hektare baik itu demonstarsi plot (demplot) percontohan yang dibiayai APBN maupun swadaya dari para petani. Sentra Cabai andalan OKI berada di kecamatan Jejawi, Pedemaran Timur, Lempuing dan Lempuing Jaya.
“Bahkan, Bank Indonesia (BI) ikut membina petani cabai untuk menekan inflasi,” tambahnya. (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *