Balita Meninggal Terkena DBD

Radar Sriwijaya (OKU) – Masyarakat terutama para orang tua tampaknya harus mulai mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diakibatkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti, terutama sudah mulainya turun musim hujan belakangan ini.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan sepanjang 2017 mencatat terdapat satu korban penderita penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di wilayah itu meninggal dunia setelah menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit.

“Hingga Oktober 2017 ada satu penderita DBD meninggal dunia,” kata Kepala Dinkes OKU, Suharmasto melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Andi Prapto di Baturaja, Senin (2/10).

Dikatakannya, korban terserang virus yang ditularkan dari gigitan nyamuk aedes aegipty ini atas nama Chika Fahera umur 3,5 tahun warga Kelurahan Kemelak Bindung Langit, Kecamatan Baturaja Timur meninggal dunia pada 19 Agustus 2017 di RSUD Ibnu Soetowo Baturaja.

“Pihak rumah sakit memberitahukan kepada kami adanya pasien DBD yang sempat dirawat selama dua hari sebelum meninggal dunia,” kata Andi.

Selain Chika, kata dia, terdapat adanya pasien DBD lainnya dirawat di RSUD Ibnu Soetowo Baturaja yaitu Budi Ningsih (45), sedangkan Poniman (48) dan Ahmad Rudi (40) merupakan pasien di RS Antonio Baturaja.

Ketiga pasien DBD lainnya itu berhasil disembuhkan dan tercatat tinggal berdekatan rumah dengan korban Chika dalam satu Rukun Tentangga (RT) yang sama di Kelurahan Kemelak Bindung Langit.

“Keempat penderita DBD berdekatan rumah. Setelah kami lakukan survey memang banyak terdapat jentik nyamuk di sekitar lokasi rumah korban dan langsung dilakukan fogging oleh petuga Dinkes OKU guna mengantisipasi adanya korban lain,” ungkapnya.

Menurut Andi, upaya fogging atau menyemprotan untuk membunuh jentik nyamuk merupakan alternatif terakhir sebagai pencegahan, sebab dengan cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat adalah senjata ampuh menghindari penyebaran DBD.

“Masyarakat hendaknya membiasakan pola hidup bersih dan sehat dengan menerapkan 3M yaitu menguras bak penampungan air minimal seminggu sekali, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas.

Andi mengatakan, penyakit DBD merupakan virus berbahaya yang dibawa nyamuk Aedes aegipty atau Aedes albopictus betina dapat menyebabkan wabah DBD pada suatu wilayah.

Penyakit ini lanjut dia, miliki gejala umum seperti panas demam tinggi dialami penderita secara mendadak, nyeri sendi pada badan, rasa mual-mual ingin muntah, sakit kepala di sekitar dahi, wajah berwarna kemerahan, timbul bercak-bercak merah di kulit, trombosit dan leukosit darah turun serta hematokrit naik.

“Jika mengalami gejala yang pada anggota keluarga agar cepat dibawa ke rumah sakit terdekat,” ujarnya. (far)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *