Caption foto: Seorang pandai besi di Desa Tanjung Dayang Utara, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, tengah mengolah besi secara tradisional untuk dijadikan peralatan pertanian. Profesi ini masih bertahan sebagai salah satu mata pencaharian warga.
Radar Sriwijaya, (Ogan Ilir) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) melakukan kegiatan observasi di Desa Tanjung Dayang Utara, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat desa menggantungkan hidup pada perkebunan karet, namun terdapat pula mata pencaharian lain yang menjadi penopang ekonomi keluarga, yaitu menenun, menjahit, dan pandai besi.
Aktivitas menenun masih dilestarikan oleh sejumlah ibu rumah tangga dengan menggunakan alat tradisional. Proses pembuatan kain tenun dilakukan secara manual, membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan keterampilan tinggi. Hasil tenun tersebut memiliki nilai seni serta menjadi salah satu sumber tambahan ekonomi keluarga. Senin, (28/7/2025)
Selain itu, profesi pandai besi juga masih bertahan di desa ini. Dengan peralatan sederhana, para pandai besi mampu menghasilkan berbagai alat pertanian dan perkakas rumah tangga yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Profesi ini diwariskan secara turun-temurun dan tetap dibutuhkan hingga kini.
Sementara itu, keterampilan menjahit menjadi salah satu keahlian yang digeluti oleh sebagian warga, khususnya kaum perempuan. Kemampuan ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan sandang masyarakat desa, tetapi juga membuka peluang usaha rumahan.
Kepala Desa Tanjung Dayang Utara, *Farhan Fahruddin, S.P*, menyampaikan bahwa masyarakat setempat memiliki beragam keterampilan sebagai mata pencaharian sampingan.
“Warga di sini selain berkebun karet, ada juga ibu-ibu yang bekerja sebagai penjahit dan penenun. Selain itu, profesi pandai besi maupun pembuatan ulu parang juga banyak terdapat di desa ini,” ungkapnya.
Kehadiran mahasiswa KKN di Desa Tanjung Dayang Utara memberikan gambaran nyata bahwa potensi desa tidak hanya terletak pada sektor perkebunan karet, tetapi juga pada keterampilan tradisional masyarakat. Potensi ini dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pemberdayaan dan pendampingan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus melestarikan budaya lokal.






