Tradisi Ngabal di Desa Sakatiga Seberang: Wujud Kekompakan Warga Menangkap Ikan Bersama

Foto : Mahasiswa kkn 83 kelompok 28 ikut serta memeriahkan acara ngabal ( mencari ikan bersama)

Radar Sriwijaya, (Ogan Ilir) – Tradisi Ngabal atau menangkap ikan bersama di sungai kembali digelar meriah di Desa Sakatiga Seberang pada Minggu, 20 Juli 2025. Tradisi yang telah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman dahulu ini kini dihidupkan kembali dalam bentuk yang lebih terorganisir, salah satunya melalui pembentukan kepanitiaan khusus guna menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal yang mulai jarang ditemui.

Ngabal merupakan kegiatan menangkap ikan secara massal di sungai atau lebak, terutama saat musim kemarau ketika air surut. Lebih dari sekadar mencari ikan, tradisi ini sarat akan nilai sosial, menjadi lambang kebersamaan, kekompakan, serta semangat gotong royong di antara warga desa.
“Tahun ini menjadi tahun ketiga sejak tradisi ini kami hidupkan kembali. Harapan kami, Ngabal tidak hanya menjadi acara tahunan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan dan rasa memiliki terhadap budaya desa,” ujar Kepala Desa Sakatiga Seberang Edi Firmansyah

Kegiatan tahun ini juga menjadi spesial karena melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Raden Fatah Palembang dalam kepanitiaan. Ini merupakan tahun ketiga berturut-turut keterlibatan mahasiswa KKN dalam menyukseskan tradisi Ngabal, menunjukkan kolaborasi yang harmonis antara masyarakat dan kalangan akademik. Kehadiran mahasiswa turut memberi warna baru dalam pelaksanaan kegiatan, baik dari sisi dokumentasi, publikasi, maupun kepanitiaan acara.

Sekitar 400 peserta dari seluruh warga Desa Sakatiga Seberang, mulai dari anak-anak hingga orang tua, ikut ambil bagian. Mereka membawa perlengkapan tradisional seperti jala, jaring, dan sekap yang telah dipersiapkan sejak beberapa hari sebelumnya. Pelaksanaan Ngabal disesuaikan dengan kondisi air sungai yang surut agar proses penangkapan ikan berjalan optimal.

Beragam jenis ikan berhasil ditangkap, di antaranya ikan gabus, betok, kalang, nila, dan berbagai ikan air tawar lainnya. Hasil tangkapan ini kemudian dibawa pulang untuk dikonsumsi bersama keluarga atau disajikan dalam hidangan bersama warga.
Keceriaan dan semangat gotong royong sangat terasa selama kegiatan berlangsung. Tradisi ini tak hanya menjadi ajang menangkap ikan, tetapi juga momen untuk mempererat tali silaturahmi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal. Banyak warga berharap kegiatan seperti ini terus dilestarikan dan menjadi agenda rutin yang melibatkan generasi muda, termasuk mahasiswa dari luar daerah.
Ngabal menjadi bukti bahwa kearifan lokal masih hidup dan terus tumbuh di tengah masyarakat. Dengan keterlibatan berbagai pihak, termasuk generasi muda dan mahasiswa, masyarakat Desa Sakatiga Seberang menunjukkan bahwa tradisi bukan sekadar untuk dikenang, tetapi untuk terus dijaga, diwariskan, dan dibanggakan dari waktu ke waktu.

Penulis : Shandi Andreansyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *