Radar Sriwijaya – Pengendara yang akan melintas di beberapa perlintasan rel kereta api dalam Kabupaten OKU Timur harus berhati-hati, karena sejak jalur ganda atau double track dioperasikan, kereta api bermuatan batubara melintas cukup rutin dengan rangkaian gerbong yang panjang hingga mencapai 60-65 gerbong setiap melintas.
Selain mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang, kereta api babaranjang tersebut terkadang berhenti tepat di perlintasan jalan dan menunggu kereta dari arah berlawanan melintas. Hal itu tentu saja membuat pengguna jalan kesal, karena harus menunggu cukup lama hingga kereta api kembali berjalan.
“Seharusnya jika ingin menunggu kereta lain dari arah berlawanan jangan menunggu di tengah kota hingga menyebabkan kemacetan di jalanan. Terkadang menunggu cukup lama hingga kereta dari arah berlawanan melintas,” kata Hamid (32) Warga Veteran Martapura, Minggu (20/5/2018).
Seharusnya, menurut dia, pihak KAI memperhatikan masyarakat sekitar dan tidak semena-mena tanpa menghargai pengguna jalan lain seakan seluruh jalan milik pihak KAI. Bukan hanya berhenti cukup lama dan gerbong yang mencapai 60 gerbong, rel KA yang ada juga dibiarkan cukup tinggi hingga sangat menyulitkan pengguna jalan.
“Pihak KAI hanya memikirkan kereta yang melintas dengan nyaman yang lebih banyak didominasi oleh kereta Babaranjang, tidak pernah berfikir keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang akan melintasi perlintasan kereta dengan susah payah, karena level rel cukup tinggi,” keluhnya.
Senada dikatakan Nurul, ia mengaku pernah terjatuh akibat ban sepeda motornya terpeleset ketika melintas di rel KA yang sangat tinggi dari badan jalan, sehingga membuat ban kendaraan bergeser ketika akan melintasinya.
“Terlebih ketika hari hujan, besi rel sangat licin dan tinggi sehingga sangat membahayakan pengendara. Pihak KAI hanya mengutamakan kepentingan pihak mereka, dan tidak memperhatikan keselamatan pengguna jalan lain,”terangnya. (den)