Korban Banjir Pembangunan Tol Belum Terima Ganti Rugi

Sekda OKI H Husin saat meninjau Banjir pada awal bulan lalu

KAYUAGUNG – Ratusan Kepala Keluarga (KK) Korban Banjir Dampak Dari Pembangunan Jalan Tol di Desa Celikah Kecamatan Kayuagung OKI hingga kini belum menerima gantirugi.

Meskipun daftar nama-nama yang mengalami kerugian berikut jenis-jenis kerugian sudah disampaikan ke pihak pembangunan jalan tol oleh warga Kelurahan Sukadana Kecamatan Kayuagung sejak beberapa hari lalu, namun hingga kini realisasinya belum ada.

Untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan ditempuh, puluhan KK yang berasal dari RT 03,04,05 LK I Kelurahan Sukadana berkumpul dikediaman Koordinator warga Hari Putra SH, Selasa malam (30/5), sekitar pukul 20.30 wib.

Hasil pertemuan tersebut, warga menyepakati jika dalam waktu dekat tidak ada realisasinya, maka warga akan melakukan aksi di lokasi pembangunan tol secara bergiliran hingga tuntutan warga dipenuhi.

Menurut Koordinator warga, Hari Putra SH, pada jumat lalu (26/5) telah diserahkan  hasil inventarisasi rumah warga yang terdampak  banjir dan telah diterima pengembang jalan tol PT. Waskita.

“Awalnya ada 150 KK yang mengajukan klaim kerugian, namun setelah dilakukan verifikasi akhirnya ada 82 KK, masing-masing Rt 03 sebanyak 32 KK, Rt 04 sebanyak 41 KK  dan Rt 05 sebanyak 9 KK, penyerahan ini disaksikan oleh camat , Kapolsek dan Kepala BLH OKI. berkas itu kita serahkan kepada Bapak Nuryadi mewakili PT Waskita.” Kata Hari.

Menurutnya, Pada saat itu warga meminta waktu sekitar tiga hari untuk merealisasikan tuntuan warga tersebut sebab sebelumnya telah dilakukan pertemuan berulang kali guna membahas hal tersebut.

Penyerahan daftar kerugian akibat banjir dari warga kepihak PT Waskita

“Memang saat itu kita sampaikan secara lisan, namun belum ada informasi lebih lanjut. oleh sebab itu pertemuan malam ini memutuskan besok (hari ini,red) kita akan menemui camat kayuagung untuk mempertanyakan hal tersebut, sebab selama ini camat yang ikut turun langsung memfasilitasi warga.” tukasnya.

Jika tidak ada kepastian, maka  kamis (1/6) warga akan menduduki lokasi pembangunan tol dengan sistem  piket bergantian,  dari pagi sampai pukul 6 sore.

“Aksi damai di jalan tol, warga akan mendirikan tenda di jalan tol, mudah-mudahan akan ada realiasinya.” Kata Hari.

Ditambahkannya, pada prinsifnya warga tidak ngotot dengan besaran gantirugi yang di akan diberikan, namun warga menuntut komitmen pihak perusahaan, sebab banjir yang dialami warga hingga berbulan-bulan   merupakan dampak dari pembangunan jalan tol yang tidak memperhatikan dampak lingkungan.

“Kalau diganti semen atau yang lainnya warga akan menerima, jadi warga sudah sangat memaklumi kondisi yang ada, namun kami harap pihak perusahaan juga dapat memikirkan warga.” katanya.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Ferry bahwa bencana banjir yang dialami oleh masyarakat sangat membuat warga stress, sebab jika banjir yang terjadi paling lama hanya berlangsung satu minggu, namun warga mengalaminya sejak bulan april lalu hingga bulan mei.

“Tuntutan kita tidak berlebihan dan itu agar segera direalisasikan.” tukasnya.

Warga Sempat mendatangi lokasi pembangunan Tol, namun akhirnya dapat dinegosiasi melalui pemerintah setempat

Sekedar mengingatkan, bencana banjir yang dialami oleh warga kelurahan sukadana Kayuagung yang terjadi hingga satu bulan lantaran adanya pembangunan jalan tol yang menutup saluran air.

Ketua RT 5 Kelurahan Sukadana Kayuagung, Akmal menegaskan, selama ini bahkan puluhan tahun kawasan mereka bebas banjir. Namun ketika ada proyek penimbunan di lokasi tol Kayuagung-Palembang persisnya di Desa Celikah Kayuagung,  pemukiman warga justru terendam banjir ketika hujan.

Selama ini buangan air limbah rumah tangga dan hujan mengarah ke Desa Celikah. Namun ketika adanya penimbunan tanah di proyek tol di Desa Celikah, namun air sulit mengalir karena tertutup timbunan tanah.

Untuk mengatasi hal tersebut sejumlah pihak turun tangan termasuk DPRD OKI dengan memanggil pihak-pihak terkait, hasilnya, untuk menurunkan debit air, pihak perusahaan membuat sodetan dengan menggunakan box kontainer hingga akhirnya debit air turun.(den)

 


 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *