Ayah Korban Sempat Ketemu Pelaku, Namun Pelaku Berkelit

Foro  : Suasan pemakaman korban. (armizi/Radar Sriwijaya)

 

**Kasus Oknum Pembina Pramuka yang tega perkosa dan bunuh siswi SMP.

Radar Sriwijaya (OKU) – kasus pembunuhan dan pemerkosaan anak dibawah umur yang menimpah RN (13) jum’at (03/04/2020) membuat warga OKU heboh khususnya warga yanay ada didua desa tempat pelaku dan korban tinggal yakni desa tubohan tempat korban dan desa tebing kampung tempat sipelaku AS (19).

Korban dimakamkan pemakaman umum milik desa tempat korban tinggal sabtu siang (04/04/2020)  pukul 11.00 wib, para pelayat ramai menghantarkan korban ke pemakaan, isak tangis leluarga pecah saat jasad korban dimasukkan keliang lahat, namun tidak sedikit pula warga yang tidak sanggup menyaksikannya pemakaman korban.

Hs,  ayah korban saat dibincangi menuturkan, sudah sekitar setahun anaknya Rn dilatih pramuka oleh tersangka Asw dan latihan tidak setiap hari melainkan dua kali seminggu. Sebelum kejadian, sbungnya, anaknya diajak latihan oleh pelaku yang katanya akan dijadikan pembina karena korban lulus dalam latihan.

“Sejak hari kamis yang lalu saya bersama istri sudah curigah pelaku mengajak anak kami latihan karena sekolah dalam keadaan libur karena karona.” Urai Hs.

Karena merasa curiga lanjutnya, Sekitar pukul 09.30.wib korban diantar kesekolah untuk latihan pramuka dan setelah itu dirinya menunggu, namun setelah itu hilang kontak dan Hs kemudian  menanyakan dengan guru, tapi guru bilang kalau di sekolah tidak ada kegiatan sama sekali.

“Rasa curiga saya bertambah. Lalu saya dan kakak sempat di mencari bersama warga dan salah seorang warga sempat melihat anak saya pergi pelaku ke arah lapangan bola yang tidak jauh dari sekolah sekitar dua ratus meter dari sekolahan, setelah itu kami hilang jejak.” Jelasnya.

Setelah itu dirinya pulang dan melaporkab ke rumah kepala desa karena panik, lalu bersama kades dan anggota polisi  mencari keberadaan pelaku dan korban.

“Sekira pukul 10.30.wib pelaku pulang dan pura pura tidak tahu keberadaan korban, Pelaku langsung kami tanya bersama tapi itu pelaku pura-pura tidak tahu karena curiga dengan pelaku polisi langsung nahan pelaku, kades menyarankan dengan saya agar segera melapor kepolsek.” Terang Hs yang kelihatnya sangat terpukul dengan jadian yang menimpag putrinya.

Hs melanjutkan ceritanya dan pada pukul 11.30 wib, pencarian kembali dilanjutkan bersama warga, pertama warga menemukan tali plastik warna merah, setelah itu pencarian di teruskan dan ditemukan topi pramuka dan juga sepatu anaknya, setelah pencarian diteruskan baru anaknya ditemukan dalam keadaan meninggal dengan kaki terikat tali rapia dan ditutup ranting kayu dan daun, tapi kaki dan wajah korban masih terlihat dengan posisi terlentang.

“Setelah ditemukan saya langsung menghubungi anggota polisi dari Polsek Semidang Aji, dan memang anggota tersebut sudah berada tidak jauh dari lokasi tempat anak saya ditemukan.
Anggota polisi langsung datang ketempat kejadian dan memasang garis polisi.
Anggota polisi langsung melakukan olah tempat kejadian.” jelasnya.

Hs berharap agar pelaku di hukum yang yang seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya.

Sementara disisi lain salah  HL tetangga pelaku menerangkan, bahwa pelaku adalah warga desa tebing kampung yang sudah memilik istri tapi belum punya anak, pernah anak tapi meninggal setelah lahir, pelaku tinggal di rumah bersama istri dan orang tuanya yang tidak jauh dari sekolahan lebih kurang tiga ratus meter. Pelaku tidak ada pekerjaan lain, selain melatih pramuka di sekolahan.(Diq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *